Terpuruk itu aku, oleh kenangan lalu yang enggan hilang. Aku masih sendiri. Tidak tahu, rasanya malas saja memulai hubungan baru dengan manusia yang baru pula. Biar saja senja yang jadi kekasihku dan hujan jadi yang kedua. Aku tengah berada di tempat favorite ku, tempat dimana aku selalu habiskan sore dengan senja. Bangku taman dekat pohon rindang. Seperti biasa ku pejamkan mata untuk legakan nafas lepaskan segala penat jiwa yang menumpuk sejak pagi.
"Nona, boleh saya pinjam ponselnya?"
Dan demi mendengar bunyian kalimat itu, mau tak mau aku harus membuka mata. Dan ku dapati lelaki berada depanku dengan wajah yang aneh. Manis? Ya sedikit, dan dia
cukup tampan. Ku picingkan mata lantas menjawab. "Harus kupinjamkan ponselku pada orang yang tak ku kenal?" Orang itu diam, tengah menyusun kalimat yang entah jadinya bagaimana.
"Namaku Mara nona, sekarang bolehkah aku pinjam ponselnya?"
"Bodoh. Aakk baiklah ini, pakai dekatku saja. Duduklah di sebelah sini" aku menunjuk tempat kosong di sebelahku. Dia mengiyakan dan tak lama sudah sibuk dengan ponsel milikku. Dia berhasil palingkanku dari senja. Tuhan kenapa dia manis sekali! Jeritku pada hati.
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar