Selamat Pagi,
4 Desember 2014
"Nam, bangunlah sudah siang!!”
“Bukannya masih pagi, bun…”
Aih teriakan-teriakan itu tak pernah absen kala pagi menjelang. Terkadang bunda menipuku, bilang sudah siang padahal masih pukul empat, bundaku memang menyebalkan.
“Bangunlah dulu lantas tengok jam dinding”
Akhirnya akupun menurut, meski sebal juga. Mimpiku selalu diganggu. Aku mengucek kedua mataku lantas mendapati angka enam lebih ditunjuk jarum jam.
“Bunda….!!! Aku telat. Kenapa tak bangunkankusejak tadi”
Kalimat itu sering ku ucap dengan nada melengking tinggi, dan bundaku hanya tersenyum mendengar celoteh omelku.
“Sarapan dulu, Nam”
“Aku telat bunda, tak akan sempat untuksarapan”
Karena telah terlanjur telat biasanya aku tak berangkat. Aku lebih memilih pergi ke cafe menumpang Wi-Fi untuk berselancar di YouTube menonton kartun favorite.
“Bunda, aku pulang. Bangunkanku pukulsetengah empat ya. Aku mau pergi ke cafe”
Seperti biasa aku memasang wajah lelah, agar nampak aku benar-benar pergi sekolah.
Aku bangun pukul setengah empat tepat. Aku suka mengulang sebuah kenangan, dan bundaku telah tinggalkanku 3 Juli 2013 lalu.
“Semoga bunda bahagia di sisi Tuhan sana. Dansemoga bunda maafkan segala sikapku yang menyebalkan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar