#1
Aku melihat dia. Di sana untuk yang pertama. Aku suka matanya, bibirnya. Raut wajahnya meneduhkan. Dia gadis pertama yang membuat detak jantungku tak terkendali bunyinya.
Di minggu berikutnya ku beranikan diriku untuk menyapanya. "Hi...!" Kataku. Dia hanya menoleh dan tersenyum. Aku sempurna beku. Saat itu dia menatapku lama. Lantas berkata "Ya?" Aku lari. Meninggalkan dia yang kebingungan sendiri.
Besoknya tak ku temui dia lagi di tempat biasa. Hatiku sesak. Harusnya tak ku siakan kesempatan kemarin. Apa kabar dia hari ini?
#2
Aku melihat dia. Di seberang sana. Karenanya aku menjadi sering berada di sini. Aku suka senyumnya. Senyumnya menyemangatiku. Dia lelaki pertama yang membuatku gila. Membuatku betah berlama-lama di tempat ini sendiri.
Di minggu berikutnya. Lelaki itu menyapaku. "Hi...!" Katanya. Aku kaget. Aku senang. Aku menoleh dan tersenyum padanya. Menatapnya lama karena tidak tahu harus berkata apa. Akhirnya ku katakan "Ya?" Dan kemudian dia lari. Aku kecewa. Dia kenapa?
#3
Di seberang jalan sana ada gaduh yang teramat gaduh. Orang-orang bergerombol di tengah jalan. Lelaki itu memutuskan untuk bertanya pada seorang. "Ada apa?" "Ada perempuan yang baru saja tertabrak" Lelaki itu tiba-tiba merasa sakit. Langkah kakinya perlahan menuju ke tengah kerumunan. Air matanya menetes dengan sendiri. Dia mengenali wajah seorang yang kini beku penuh darah. Perlahan bibirnya bergerak "Siapa namamu?"
#4
Gadis itu kini beku di tengah jalan sana. Dia menangis. "Aku tak akan bisa melihat lelaki itu beserta senyumnya" Dia menoleh, seperti mengenali bunyi langkah itu. Benar langkah lelakinya. Gadis itu riang bukan kepalang. "Setidaknya aku bisa melihat lelaki ini untuk yang terakhir. Eh, tunggu. Aku baru sadar saat menangis pun lelaki ini nampak tampan, ah.. siapa namamu?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar