Insiden dua bulan lalu; malam pergantian tahun.
Aku tidak ingat apa yang di ucap Andry waktu itu. Yang jelas semenjak kejadian itulah kurasa sikapnya perlahan berubah.
Aku dan Andry memang sudah berencana jauh jauh hari untuk menghabiskan malam pergantian tahun bersama. Dan bahkan Andry lah yang paling bersemangat merencanakan hal ini. Aku hanya perlu berkata setuju di setiap ocehnya tentang apa apa yang akan kita lakukan di malam pergantian tahun.
"Al, nanti kau dandan yang cantik ya" ini kalimat paling aneh yang kudengar dari lelaki itu.
"Jangan coba-coba menggodaku om" ledekku. Aku tertawa puas melihat ekspresi wajahnya yang berubah kecut.
"Ale..!! #@$$+%+123466" teriaknya sambil melempariku dengan bantal.
"Haha, kenapa aku harus dandan? Ini kan hanya malam pergantian tahun. Lagipula hanya rayakan denganmu. Untuk apa pula dandan" ucapku kemudian.
"Ah sudahlah, aku balik kamar dulu. Awas kangen yakk"
"PD sekali om. Bwee"
Andry hilang dibalik pintu kosku. Dan aku menyukseskan tubuh untuk istirahat dalam lelap yang enak.
***
Aku membuka mata, tanganku mencari cari keberadaan ponsel. Aku perlu tahu ini pukul berapa. Dapat! pukul 13:00 aku tidur cukup lama. Sejak pukul 10:00 tadi. Aku berjalan menuju kamar mandi. Lantas berganti pakaian lalu pergi menuju ke tempat kenalanku, Anna dia temanku kerja di cafe. Cantik, manis dan baik. Dia berbaik hati meminjamkan gaun, dan berjanji akan mendandaniku malam ini. Ah baiklah aku memang terlalu malas dandan. Apalagi memakai gaun.
Dan setelah Anna bersusah payah memoles wajahku sana sini. Dan menyuruhku berganti baju dengan gaun biru laut miliknya. Aku mendapati sosok yang lain pada cermin. Sungguh seperti bukan aku.
"Ah, kau makin terlihat cantik Al" ucap Anna.
"Kau yang pandai memolesku dengan make-up An. Terimakasih sudah membuatku secantik ini. Ini pukul berapa?"
"Pukul enam, hampir setengah tujuh"
"Aku harus segera pergi. Terimakasih sekali lagi. Gaunmu akan ku kembalikan lusa" aku memeluk Anna dan berlalu pergi.
"Tak usah dikembalikan. Gaun itu hadiah untukmu" kalimatnya terdengar samar di telingaku.
***
Aku melihat punggung lelaki berdiri di sisi lain tempat kos. Ya, lelaki itu pastilah Andry. Dia pasti telah menunggu lama.
"Dry" ucapku.
Lelaki itu hampir sempurna menoleh pada arahku. Lantas mataku melirik pintu kamar Andry yang bergeser. Dan Andry keluar setelahnya, tubuhnya menutupi lelaki yang kulihat pertama tadi. Jika Andry baru saja keluar kamar. Lelaki yang tadi siapa? Tak sempat aku berpikir. Andry sudah membolak balikan tubuhku.
"Ale.. kau manis sekali dengan gaun ini" wajahnya girang bukan kepalang.
"Ah sudahlah. Kau membuat dandananku rusak. Bagaimana? Aku cantik tidak?"
"Sungguh cantik sekali Al" ucap lelaki yang tadi, mendahuli gerakan bibir Andre. Aku hampir saja lupa bila ada seorang lelaki berdiri di situ.
"Kev?" Ucapku terbengong bengong mendapati Kev di depan mata.
"Hehe, iya. Apa aku mengganggu acara kalian?" ucap Kev dengan senyum khasnya yang manis.
"Tidak. Kau bisa gabung bersama kami. Lagipula akan semakin rame bila ada kamu juga. Benar kan dry?" ah aku menyesali kalimat ini. Ini awalmula kenapa Andry menjadi berubah sepertinya.
"Iya tentu saja" ucap Andry. Ya Tuhan harusnya aku memerhatikan ekspresi yang berubah pada raut Andry.
"Kita jalan sekarang?" Ucapku bersemangat.
Kami akhirnya jalan bertiga. Menuju tempat yang sudah dipilih oleh Andry sejak jauh-jauh hari. Taraa!! Jembatan Suramadu. Kami sampai pukul sembilan. Lumayan jauh dari kosan memang. Aku kagum bukan kepalang baru kali ini aku melihat Suramadu dengan lampu kerlap kerlip yang indah seperti ini apalagi ini malam pergantian tahun. Ada banyak pengunjung lain yang memilih tempat ini untuk habiskan waktu. Andry pintar memilih tempat ini untukku.
"Dry ini bagus sekali. Aku suka" celetukku
Andry tersenyum puas. Bernafas lega pilihannya akan Jembatan Suramadu tak sia-sia.
Kami mengobrol bertiga. Tentang banyak hal. Meski sebenarnya lebih banyak aku dan Kev yang mengobrol.
"Sepuluh menit lagi pukul 24:00" celetuk Andry.
"Benarkah? Tak terasa juga ya? Terus apa? Akan ada kembang kembang api sana sini?"
"Lebih dari itu Al" ucap Andry.
3, 2, 1 teriak semua orang secara bersamaan. Dan kembang api menyeruah penuhi langit. Jembatan Suramadu menjadi dua kali lipat indahnya.
"Happy new year Ale" ucap Kev lalu mengecup pipiku. Disaat yang besamaan aku seperti mendengar Andry mengatakan sesuatu yang aku sendiri tak yakin apa bunyinya. Karena di sini terlalu ramai.
Setelah itu pulanglah kami dengan diam masing masing. Aku yang masih shock mendapat kecupan dari Kev. Dan Andry, tidak tahu.